Saturday, January 20, 2018

Memaknai Rutinitas

Hidup ini merupakan sekumpulan rutinitas. Enam puluh detik berlalu menjadi satu menit akan berulang kembali hingga genap menjadi satu jam, yang kemudian menjadi duapuluh empat jam lazim kita sebut dengan satu hari. Angka tersebut akan kembali dimulai dari satu, dua, tiga, dan seterusnya sampai ke angka duapuluh empat lagi. Hari berganti hari dari ahad, senin, sampai sabtu kemudian kembali lagi ke hari ahad. Penanggalanpun demikian juga, tanggal satu, dua, tiga hingga tigapuluh atau tigapuluh satu kemudian kembali lagi ke penanggalan hari pertama, dan seterusnya hanya diseling beda ketika bulan Pebruari yang duapuluh delapan atau empat tahun sekali menjadi duapuluh sembilan sebagai tahun kabisat. Bermula dari bulan Januari berganti Pebruari, Maret hingga berakhir pada bulan Desember dan kembali lagi ke Januari. Matahari setiap pagi kita temukan di timur yang di waktu sore hari tenggelam di ufuk barat.

Wednesday, January 17, 2018

Sekedar Interupsi

Tak jarang guru baru, dan saya sendiri pun pernah mengalami merasa gamang dengan hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik. Istilah sekarang banyak anak-anak yang tak mencapai KKM alias belum tuntas dan akhirnya gurulah yang kalang kabut bagaimana agar tuntas dengan berbagai macam tipe remedial yang dijalankan.

Tuesday, January 16, 2018

Pro Kontra FDS

Full Day School (FDS) sebenarnya bukanlah sesuatu yang benar-benar baru. Lembaga pendidikan di bawah naungan yayasan Islam rata-rata sudah menerapkannya. Meski secara penamaan secara pastinya belum ada kesamaan. Penerapannya juga masih ditentukan oleh otoritas masing-masing lembaga. Ada yang boarding sekolah sekaligus tempat tinggal. Ada juga yang dua sistem dengan satu atap. Pagi sekolah formal, sore dan malam khususnya tentang diniyahnya. Apapun itu sebenarnya full day juga.

Akhir-akhir ini FDS ramai jadi perbincangan. Pembicaraan yang lebih dominan adalah yang

Tidak Sekedar Fun

Kurikulum baru yang di Jawa Barat lazim disebut dengan kurtilas telah secara serentak diterapkan secara nasional. Sebagai sesuatu yang baru banyak menimbulkan pro dan kontra adalah hal yang wajar. Perubahan menurut teori divusi inovasi akan selalu menimbulkan sikap yang bermacam-macam bagi para pelakunya, sebagian besar akan mengikuti perubahan itu secara berangsur-angsur, hanya sebagian kecil saja yang sepenuhnya menolak dan sebagian kecil pula yang dengan segera menerima perubahan itu. Namun dalam hal kurikulum ini kita tidak