Hidup ini merupakan sekumpulan rutinitas.
Enam puluh detik berlalu menjadi satu menit akan berulang kembali
hingga genap menjadi satu jam, yang kemudian menjadi duapuluh empat jam
lazim kita sebut dengan satu hari. Angka tersebut akan kembali dimulai
dari satu, dua, tiga, dan seterusnya sampai ke angka duapuluh empat
lagi. Hari berganti hari dari ahad, senin, sampai sabtu kemudian kembali
lagi ke hari ahad. Penanggalanpun demikian juga, tanggal satu, dua,
tiga hingga tigapuluh atau tigapuluh satu kemudian kembali lagi ke
penanggalan hari pertama, dan seterusnya hanya diseling beda ketika
bulan Pebruari yang duapuluh delapan atau empat tahun sekali menjadi
duapuluh sembilan sebagai tahun kabisat. Bermula dari bulan Januari
berganti Pebruari, Maret hingga berakhir pada bulan Desember dan kembali lagi ke Januari. Matahari setiap pagi kita temukan di timur yang di waktu sore hari tenggelam di ufuk barat.
Saturday, January 20, 2018
Wednesday, January 17, 2018
Sekedar Interupsi
Tak jarang guru baru, dan saya sendiri pun pernah mengalami merasa
gamang dengan hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik. Istilah
sekarang banyak anak-anak yang tak mencapai KKM alias belum tuntas dan
akhirnya gurulah yang kalang kabut bagaimana agar tuntas dengan berbagai
macam tipe remedial yang dijalankan.
Tuesday, January 16, 2018
Pro Kontra FDS
Full Day School (FDS) sebenarnya bukanlah sesuatu yang benar-benar baru.
Lembaga pendidikan di bawah naungan yayasan Islam rata-rata sudah
menerapkannya. Meski secara penamaan secara pastinya belum ada kesamaan.
Penerapannya juga masih ditentukan oleh otoritas masing-masing lembaga.
Ada yang boarding sekolah sekaligus tempat
tinggal. Ada juga yang dua sistem dengan satu atap. Pagi sekolah formal,
sore dan malam khususnya tentang diniyahnya. Apapun itu sebenarnya full
day juga.
Akhir-akhir ini FDS ramai jadi perbincangan. Pembicaraan yang lebih dominan adalah yang
Tidak Sekedar Fun
Kurikulum baru yang di Jawa Barat lazim disebut dengan kurtilas telah
secara serentak diterapkan secara nasional. Sebagai sesuatu yang baru
banyak menimbulkan pro dan kontra adalah hal yang wajar. Perubahan
menurut teori divusi inovasi akan selalu menimbulkan sikap yang
bermacam-macam bagi para pelakunya, sebagian
besar akan mengikuti perubahan itu secara berangsur-angsur, hanya
sebagian kecil saja yang sepenuhnya menolak dan sebagian kecil pula yang
dengan segera menerima perubahan itu. Namun dalam hal kurikulum ini
kita tidak
Subscribe to:
Posts (Atom)